Selasa, 24 September 2013

Money of Money

Pada hari Senin malam sekitar jam 8an, saat mengerjakan tugas dikosan tanpa sengaja mataku tertuju pada laptop yang sedang menyala yang ada di sampingku. Tiba-tiba aku ingin main game karena udah terlalu jenuh dengan tugas2 yang menumpuk. Namun ketika aku lihat wallpaper desktop yang gambarnya sangat biasa, aku ingin sekali menggantinya. Kemudian aku lihat file-file foto, aku tertarik pada salah satu foto pernikahan saudaraku. Di salah satu file foto ada foto mahar yang terdiri dari beberapa lembaran uang yang ditata rapi di dalam sebuah bingkai foto.


Kemudian munculah sebuah pertanyaan, kenapa pada umumnya bentuk dan variasi dari mahar itu hanya begitu-begitu saja, variannya cuma uang yang dilipat dan dibentuk menyerupai sebuah gambar. Saya berpikir bagaimana cara untuk membuat mahar agar terlihat lebih menarik, misalnya dengan membentuk uang kedalam bentuk bunga, bintang, bola, burung,  dan lain-lain dalam 3D. Jadi akan berbeda dengan mahar yang dipakai di pernikahan pada  umumnya, dimana uang yang digunakan hanya ditata rapi dalam bingkai foto. Jika bentuk mahar uang tersebut berbentuk bunga, lalu mahar tersebut di kemas menggunakan kotak kaca yang nantinya disimpan didalam lemari kaca yang terkunci agar aman dari pencurian. Selain itu mahar yang berbentuk bunga tersebut juga dapat dijadikan sebagai hiasan didalam rumah.

Selain digunakan pada pernikahan, uang kertas yang dibentuk-bentuk itu juga dapat digunakan sebagai hadiah ulang tahun maupun untuk bingkisan orang khitanan. Biasanya kalau datang ke acara khitanan, kan cuma membawa uang yang dimasukkan didalam amplop, kalau uang tersebut dilipat dan dibentuk, lebih menarik bukan? Bukan dengan tujuan untuk pamer atau apa, tapi untuk menunjukan suatu bentuk perhatian kita bagi orang di sekitar kita. So bisa dicoba kan ide tersebut?! Sekarang ini banyak kursus-kursus seni melipat atau origami yang ada di sekitar kita, dari sekedar hobi dan keuletan, hal tersebut dapat menjadikan peluang bisnis yang menjanjikan. Thanks J

Sumber :



Selasa, 17 September 2013

Varian Rasa dari Emping Melinjo


Pada hari Minggu tanggal 15 September 2013 saat sedang bersantai di kamar, sebenarnya sih memang lagi mencari petuah untuk menemukan suatu ide, dan tidak sengaja aku teringat kebiasaan di masa kecilku. Sedikit cerita, dulu ketika aku belum merantau untuk menuntut ilmu di salah satu universitas di kota kembang, keseharianku itu bermain di kebun yang terletak di pekarangan belakang rumahku, kebetulan letak rumah saya saat itu masih desa. Jika musim panen tiba biasanya aku dan kedua saudaraku membantu ayah memanen hasil kebunku. Tidak banyak si, tapi ya lumayan lah. Yang paling aku suka ketika tiba musim panen buah melinjo, dari jauh kebun kelihatan indah sekali, dibalik warna hijau royo-royo terhiasi oleh warna merah.
Setelah buah melinjo di panen, kemudian dikumpulkan dan nanti biasanya ada pengepul yang datang untuk membeli buah melinjo itu untuk di jual kembali, ke orang yang biasanya kami sebut ‘pengrajin emping’. Sebenarnya tempat tinggalku dengan pengrajin emping itu bertetangga, pengrajinnya bertempat di Limpung kabupaten Batang yaitu kabupaten sebelah baratnya kabupatenku.
Sampai sekarang varian emping melinjo cuma ada rasa gurih, asin, manis dan pedas-manis. Saya berfikir bagaimana emping melinjo lebih bisa dikenal dan disukai banyak orang dibanding emping jagung. Misalnya dengan membuat varian rasa yang berbeda dari biasanya. Contohya rasa jagung bakar, keju, barbeque dan balado. Cara lainnya adalah dengan lebih banyak mempromosikan emping melinjo ke masyarakat, misalnya dengan membuat kemasan camilan emping dari melinjo ini yang lebih menarik, mendistribusikan camilan tersebut ke banyak tempat,serta membuat brand nama yang keren. Disetiap varian rasa emping melinjo dibuat nama yang menarik, misalnya Mjabar (emping jagung bakar), Mjue (emping keju), Mque (emping barbeque), Mdou (emping balado).

Jadinya, emping melinjo yang dulunya tak banyak yang suka karena rasa pahitnya, setelah melakukan inovasi dengan dibuatkan varian rasa yang lebih banyak dan dengan pengemasan yang lebih menarik serta pembuatan brand baru, diharapkan emping melinjo dapat menjadi CAMILAN NO 1.
#creative thinking
#MBTI


Selasa, 10 September 2013

Kardus Serbaguna


Tanggal 1 Agustus 2013 pukul 04.30 WIB, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Kabupaten Bandung ini setelah lebih dari 2 bulan pulang kampung. Saya memang sengaja pulang 1 hari sebelum kuliah berlangsung dengan niat untuk menata kamar kosan yang udah aku tinggal lama. Sesampainya dikamar kos semuanya tetap sama seperti saat terakhir aku meninggalkannya. Setelah agak siangan saya merubah penataan kamar kosan agar nantinya gak bosen dengan pemandangan yang itu-itu aja. Ku pindahkan posisi lemari, kasur, meja, rak buku, dispenser, dll yang berbeda dari sebelumnya.

Ketika sedang istirahat sembari melihat isi kamar yang hampir tertata rapi, saya menyadari kalau ada barang-barang disudut kamar yang benar-benar mengganggu yaitu kardus bekas. Kemudian saya berfikir harus diapain kardus-kardus tersebut, agar yaahh setidaknya walaupun tetap ada di kamar tapi harus berguna, bukan hanya tergeletak dipojokkan yang hanya akan menjadi sarang nyamuk. Saya juga melihat ada beberapa piring dan gelas yang memang belum ada rak piringnya karena jumlahnya pun cuma sedikit dan mau dikemanain beberapa buku semester lalu yang akan tergantikan oleh buku yang baru.

Tiba-tiba saja.... terfikhirlah ide baru yang menurut saya ide kreatif. Dan mulailah misi tersebut, saya memasukkan semua buku kedalam kardus yang kemudian kubungkus dengan plastik hitam. Setelah semua kardus terbungkus rapi, aku letakkan kardus-kardus itu ketempat yang strategis. Untuk membuat semuanya agar terlihat simpel dan nggak banyak barang yang berantakkan, akhirnya kardus-kardus itu aku sulap menjadi meja untuk meletakkan piring, gelas, dan barang-barang lainnya.
Jadi, kesimpulan dari semua cerita diatas yaitu barang-barang yang ga ada gunanya jika kita ada ide kreatif dan mau sedikit repot untuk menciptakan hal-hal baru, maka barang tersebut dapat berguna juga tanpa harus kita membuangnya ke TPA. Buku dapat tersimpan rapi didalam kardus, kardus tersulap menjadi meja untuk meletakkan barang-barang lainnya, dan keadaan kamar pun menjadi lebih rapi.